Oleh PP Al-Barokah
Pupuk untuk tanaman pangan yang kita kenal ada dua jenis yakni anorganis dan organis. Adapun yang dimaksud dengan pupuk anorganis pupuk buatan pabrik yang biasa disebut mes. Pupuk ini mengandung satu, dua atau paling banyak tiga jenis zat makanan tanaman pokok. Tujuan penggunaan pupuk anorganis terutama ialah untuk menutup zat makanan pokok tadi bagi tanaman.
Sementara itu, pupuk organis adalah pupuk yang terjadi dari hancuran/ remukan bahan-bahan yang berasal dari bahan-bahan hidup seperti tumbuhan atau hewan. Hancurnya bahan ini bukan karena cuaca atau iklim tetapi juga karena adanya bakteri. Zat makanan yang terbentuk dari proses penghancurna bahan-bahan itu yang penting adalah N. Tetapi pupuk organik juga mengandung pula beberapa unsur, yang tadinya diambil dari tumbuhan dari tanah, seperti K, Na, Mg, Fe, P, S, Ca, dsb.
Selain itu hal yang sangat berharga yang dimiliki oleh pupuk organis ialah sifatnya dapat memperbaiki susunan tubuh (struktur) dari tiap-tiap jenis tanah. Dengan demikian maka pupuk organis ini dengan tidak langsung memudahkan akar tanaman di dalam tanah.
Membuat Pupuk Kompos Berkualitas
Kompos adalah jenis pupuk yang asalnya dari proses penghancuran alam atas bahan-bahan organis, terutama daun-daunan tumbuhan, jerami, daun kacang, kedelai, sampah kota, dll. Daun-daunan atau sampah-sampah yang ditimbun dan lalu dibiarkan saja lama kelamaan atas gaya alam akan hancur dan merupakan kompos juga. Tetapi kompos yang terjadi secara demikian itu, umumnya tidak memiliki mutu yang tinggi, karena dalam proses penghancuran yang demikian itu, sering-sering terjadi pula hal-hal yang merugikan, misalnya hilang zat-zat yang hanyut karena kehujanan, atau hilang menguap ke udara karena terekena terik matahari dan panas.
Untuk mendapatkan kompos yang bermutu tinggi, artinya yang mengandung zat-zat makanan yang cukup dan mempunyai bentuk mudah dipergunakan (praktis), oleh para petani kami telah dicoba berbagai macam cara untuk menghasilkan pupuk kompos yang berkualitas baik bagi lahan organiknya.
Adapun prinsip-prinsip yang dipakai oleh para sarjana bagi pembuatan kompos tadi, dalam pokok dasarnya terletak pada cara mempergiat bekerja dan berkembangnya jenis bakteri, yan terutama akan melakukan penghancuran akan bahan-bahan organis dalam waktu yang singkat, dengan mengalakkan segala faktor-faktor yang dapat menghambat dan mengurangi mutu kompos.
|
Ilustrasi model tumpukan dalam pembuatan pupuk kompos
|
Di bawah ini kami menerangkan secara singkat pembuatan kompos menurut pendapat petani kami yang telah teruji di tempat kami dan telah diujicobakan di beberapa lokasi lain di Indonesia.
1. Tempat : Dipilih tempat yang agak teduh, dan yang berdekatan dengan air, untuk memudahkan kegiatan menyiram.
2. Ukuran : Lebar tumpukan kompos baiknya jangan lebih dari ukuran 2 meter lebarnya, panjangnya 5 meter, dan tingginya 2 meter. Kurang dari ukuran tersebut tidak apa-apa. Maksudnya ialah untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya. Di tempat yang akan dibuat membuat kompos, sebaiknya diberi patok-patok bambu dulu menurut ukuran seperti tersebut di atas.
3. Bahan : Sebagai bahan bisa dipergunakan segala macam daun-daunan, jerami daun kacang tanah, kedelai, daun pisang, rumput-rumputan dan sebagainya. Apabila dipergunakan sampah-sampah dari kota, baiklah sampah-sampah ini dibersihkan dulu dari barang-barang yang keras, misalnya batu, potongan blek, besi pecahan genting, atau kaca, dlsb. Jerami bahan yang baik sekali untuk membuat kompos, karena jerami mengandung banyak lignine, yaitu suatu benda yang penting bagi humus/kompos. Tetapi walau demikian lebih baik lagi apabila jerami itu dicampur dengan daun-daun yang masih hijau seperti daun crotalaria junctea, daun kedelai dsb. untuk menambah zat lemas dan mempercepat terjadinya kompos. Selain bahan daun-daunan yang diperlukan lagi untuk pembuatan kompos adalah pupuk kandang, tanah, sedapat mungkin yang agak liat, abu dapur, dan kapur.
4. Air untuk Menyiram : Tumpukan bahan kompos dijaga supaya selalu basah. Maka pada permulaannya tiap hari perlu disiram. Lebih baik lagi apabila air yang dibuat untuk menyiram itu air kencing atau biasa yang dicampuri pupuk kandang. Air kencing ini mengandung bahan-bahan/ zat yang berguna bagi tanaman, mempunyai gaya untuk mempercepat berkembangnya bakteri-bakteri yang diperlukan.
5. Cara untuk Membuatnya : Di tempat yang telah ditentukan di tanam terlebih dahulu patok-patok di tiap siku sebagai batas akan bersarnya tumpukan bahan-bahan kompos. Sesudah itu bahan-bahan kompos tadi ditumpuk rata, hingga merupakan suatu lapisan yang tingginya kurang lebih 50 cm. Lapisan itu disiram dengan air kencing atau air yang dicampur dengan pupuk kandang. Apabila yang dibuat bahan kompos itu jerami, maka biasanya tinggi lapisan itu sesudah disiram lalu menurun kurang lebih 25 cm. Di atas lapisan itulalu ditaburkan merata kapur atau abu tipis saja. Maksud dari pemberian kapur atau abu ini adalah untuk menetralisasi adanya reaksi asam, dan dengan demikian memberi keadaan yang baik bagi perkembangan bakteri.
Di atas abu atau kapur lalu ditaburkan tanah yang merupakan lapisan tebalnya kurang lebih 2 cm. Perlunya lapisan tanah ini ialah untuk menampung garam zat-zat makanan yang mudah larut dalam air dan oleh karenanya mudah hilang hanyut pula. Selanjutnya diberikan di atas lapisan tanah itu pupuk kandang yang tebalnya 2-5 cm (lebih tebal lapisan pupuk kandang lebih baik). Gunanya pupuk kandang ini ialah sebagai umpan untuk mengembangkan bakteri-bakteri yang diperlukan. Tumpukan lapisan berturut-turut berupa jerami, kapur atau abu, tanah dan pupuk kandang di atas itu merupakan rangkaian lapisan yang pertama. Pekerjaan demikian itu lalu diulangi, hingga terjadi tumpukan kompos yang terdiri dari beberapa lapisan. Kemudian lapisan yang terakhir itu perlu ditutup lagi dengan tanah. Adapun sisinya lapisan buat sementara waktu tidak ditutup supaya hawa dapat leluasa keluar masuk dalam lapisan. Dengan demikian maka aerobe bakteri dapat berkembang dan bekerja dengan leluasa sedang pertumbuhan cendawan (zwammen) yang tidak dikehendaki dapat dicegah.
Menyiram tumpukan kompos itu pada permulaannya dilakukan setiap hari, tetapi kemudian dapat dijalankan kadang-kadang saja. Perlu diperhatikan di sini bahwa bahan-bahan dalam tumpukan tadi idak boleh terlalu kering atau terlalu basah.
6. Keterangan Lainnya : Suhu dari tumpukan kompos tadi baisanya lalu naik hingga kurang lebih 60 derajat celsius. Sesudah 10-14 hari suhu tadi umumnya turun menjadi kurang lebih 60 derajat celsius saja. Pada saat ini sisi tumpukan perlu juga ditutp dengan tanah.
Apabila tumpukan tadi sudah umur kurang lebih 1 bulan, maka tibalah waktunya untuk dibalikkan. Artinya yang dalam ditaruh di luar dan yang diluar dimasukkan ke dalam. Maksudnya ialah agar merata dan hancur bahan-bahan tersebut sampai rata.
Bila pekerjaan itu dilakukan dengan sempurna, maka dapat diharapkan, bahwa sesudahnya kruang lebih 2,5 bulan bisa diperoleh mutu yang berkualitas tinggi seperti yang kami produksi.
Pranala:
Pusat Djawatan Pertanian Rakjat. "Vademekum (Ilmu Pertanian). Djakarta. 1957 hal. 178-181.